15fUkKsZVT9yDgBv50vtln5Ad8Y63wPOAJoCaduz
Bookmark

# Apa itu Filosofi Budo dalam Karate Tradisional : #


( Indonesia )

Mungkin kita lebih sering membaca atau mendengar istilah Bushido. Sementara yang akan kita bahas adalah BUDO. Asal katanya dari cara (DO) untuk melengkapi karakter 

manusia melalui studi teknik pertempuran (BU). Budo adalah dasar dari disiplin fisik yang mengejar kemenangan tanpa berkelahi. Sementara SHI artinya ksatria. 

Istilah ini menjadi salah satu dasar nilai filosofis dalam karate tradisional dimana kemenangan bukanlah tujuan akhir. Tradisi karate adalah 

seni bela diri yang hanya menggunakan dan dengan cara yang paling efisien dari tubuh manusia. Tak sekedar soal menangkis, memukul dan menendang.  

Kekuatan fisik memang penting namun bukan faktor yang paling menentukan dalam pertempuran. Selama berabad-abad Budo telah 

berusaha mengembangkan sistem seni bela diri yang tidak bergantung pada kekuatan fisik, tetapi lebih pada teknik psikologis dan fisik yang memaksimalkan energi dan kekuatan seseorang.

Latihan Budo meningkatkan kekuatan mental, skala dan kelas seseorang dengan cara yang berpotensi memungkinkan seorang karateka 

untuk mengendalikan lawan tanpa konfrontasi fisik. Maka tak heran Bala Tentara Dai Nippon pun mampu mengejutkan kekuatan adikuasa dalam Perang Dunia II. Filosofi perang 

yang tertanam kuat di dada para prajurit mampu melipatgandakan efektifitasnya dalam menaklukkan lawan. 

Filosofi Budo memiliki akar yang panjang. Berangkat dari tradisi yang berakar kuat. Tumbuh bersama dengan sejarah Jepang. Dalam suasana perang maupun damai. Dimana berbagai kekuatan saling berinteraksi bahkan saling mengalahkan.  Di Jepang, perang saudara sering pecah setelah Pemberontakan Tengyo pada tahun 940-an Masehi. 

Konflik antar kekuatan sesama bangsa Jepang berlangsung lama. Adu kuat dan adu strategi. Dalam suasana kompetisi kekuatan yang ketat dalam merebut hegemoni kekuasaan itulah teknik beladiri sebagai bagian dari teknik

pertempuran berkembang pesat.  Selama periode konflik internal beberapa teknik pertempuran, termasuk menunggang kuda, memanah, naginata, ilmu pedang, menara dan pertempuran medan perang dikembangkan.

Pengenalan senjata api pada tahun 1543 mendorong evolusi sistem pertempuran. Armor kayu dan kulit yang dipernis secara tradisional dianggap usang dan, tanpa pakaian berat s

eperti itu, para prajurit dapat menggunakan teknik yang cepat dan canggih ketika terlibat dalam pertempuran hand on hand.

Filosofi pertempuran semacam Budo juga dimiliki oleh hampir semua bangsa. Termasuk bangsa Indonesia, misalnya di Jawa ada filosofi '

menag tanpo ngasorake' (menang tanpa merendahkan lawan). Setiap bangsa memiliki kemampuan untuk menggali dasar filisofi dalam seni bela diri. Namun ada nilai-nilai yang 

bersifat universal dan diakui oleh berbagai bangsa. Dan Budo adalah salah satu filosofi universal yang berakar dari Jepang dan dipelajari serta dikembangkan menjadi inti ajaran dalam karate. 


( English ) 


Maybe we more often read or hear the term Bushido. While we will discuss is BUDO. The origin is said from the way (DO) to complete human character through the study of fighting techniques (BU). Budo is the basis of physical discipline that pursues victory without fighting. While SHI means knight.


This term is one of the basic philosophical values ​​in traditional karate where victory is not the final destination. Karate tradition is a martial art that only uses and in the most efficient way from the human body. Not just a matter of parrying, hitting and kicking.


Physical strength is important but not the most decisive factor in battle. For centuries Budo has tried to develop a martial arts system that does not depend on physical strength, but rather on psychological and physical techniques that maximize one's energy and strength.


Budo training increases one's mental strength, scale and class in a way that potentially allows a karateka to control an opponent without physical confrontation. So it's no wonder the Dai Nippon Army was able to surprise the superpowers in World War II. The philosophy of war that is firmly planted in the bosom of the soldiers is able to multiply its effectiveness in conquering opponents.


Budo philosophy has long roots. Departing from traditions that are strongly rooted. Grows together with Japanese history. In an atmosphere of war or peace. Where various forces interact with each other and even defeat each other. In Japan, civil war often broke out after the Tengyo Rebellion in the 940s.


The conflict between the forces of the Japanese nation lasted a long time. Strong fighting and strategy fighting. In the atmosphere of intense competition in the power to seize the hegemony of power, martial arts technique as part of the battle technique is developing rapidly. During the period of internal conflict several battle techniques, including horse riding, archery, naginata, swordsmanship, towers and battlefield battles were developed.


The introduction of firearms in 1543 led to the evolution of the battle system. Traditionally lacquered wooden and leather armor is considered obsolete and, without such heavy clothing, soldiers can use fast and sophisticated techniques when engaging in hand-on-hand combat.


The philosophy of fighting like Budo is shared by almost all nations. Including the Indonesian people, for example in Java there is a philosophy of 'menag tanpo ngasorake' (winning without putting down opponents). Every nation has the ability to explore philosophical foundations in martial arts. But there are values ​​that are universal and recognized by various nations. And Budo is one of the universal philosophies rooted in Japan and studied and developed into the core teachings in karate.