15fUkKsZVT9yDgBv50vtln5Ad8Y63wPOAJoCaduz
Bookmark

Filosophy beladiri Karate


( Indonesia )

Memahami prinsip-prinsip dan filosofi tradisional Karate-Do adalah hal yang penting untuk semua siswa. Karate sering dianggap oleh segelintir orang secara sensasional sebagai metode pertempuran atau beladiri brutal. 

Tujuan, sasaran dari Karate seharusnya tidak terbatas pada penampilan fisiknya. Hubungan seumur hidup antara seni bela diri dengan  perlunya menggunakan keterampilan Karate dengan cara cara dewasa dan bertanggung jawab yang telah diajarkan selama berabad-abad. Sayang nya, sensasi dan komersialisasi seni bela diri karate ini pada beberapa dojo telah menghilangkan konsep-konsep dasar dari filosophy karate itu sendiri.


Karate tidak boleh dilakukan semata-mata sebagai teknik pertempuran dan agar penggunaannya efektif maka  teknik funda mental dan memaksimalkan pengembangan atlet Karate, melalui aspek filosofis sebagai seni bela diri tidak hanya harus diakui, tetapi juga harus memainkan peran penting. 


Karate Tradisional adalah seni bela diri dan siswa harus melatih dengan sikap yang tepat mencontoh arah dan  tujuan serta prinsip-prinsip seni bela diri. Sebuah penekanan yang kuat harus ditempatkan pada aspek metafisik seni dari pada teknik fisik. Pelatihan yang tepat harus diterapkan pada tubuh dan pikiran bersama. Sistem Karate Tradisional menekankan aspek pembangunan karakter sebagai prinsip utama. 

Prinsip yang diajarkan kepada siswa dapat diringkas dengan kata-kata berikut  karakter, ketulusan, usaha, etiket, dan pengendalian diri. Ini adalah cara yang benar untuk seni bela diri seperti Karate-Do 

Akibatnya, seorang karate ka sejati harus berusaha untuk kesempurnaan baik dalam aspek filosofis dan fisik hal ini terutama akan meningkatkan kemampuan atlet dalam pelaksanaan penguasaan teknik dalam praktek lapangan maupun dalam kompetisi, atau pertahanan diri.


Karate-Do menyiratkan dalam bagian yang sering dikutip Gichin Funakoshi menggambarkan keadaan pikiran dan tubuh dimana Karate-ka harus bercita-cita dan menggambarkannya seperti cermin "Sebagai permukaan sebuah cermin dan 


mencerminkan seperti lembah yang tenang yang mampu menangkap suara  bahkan suara kecil, sehingga seorang  karateka membuat pikiran mereka kosong dan menghilangkan ke egoisan dan kejahatan dalam upaya untuk bereaksi dengan tepat terhadap apa pun yang mungkin mereka hadapi dan ini adalah arti kara di karate. " 


Akibatnya, nama Karate dipilih untuk menyampaikan ide-ide kekosongan karena siswa diharapkan untuk mengosongkan piki ran mereka dari semua pikiran dan emosi dalam mengejar Budo mereka (cara seni bela diri , atau cara sorang prajurit). 


Sebuah sikap mental yang salah pasti akan berdampak buruk pada bahkan pada seorang karateka yang paling terampil, dan Karateka harus melatih ke titik di mana reaksi otomatis dengan pertimbangan eksternal tidak akan mengganggu kondisi mental mereka yang tenang. Ini bukan untuk mengatakan bahwa pelatihan Karate dilakukan dalam keadaan tanpa pikiran, melainkan bebas dari hambatan pemikiran keraguan, ke bingungan, atau takut.

ETIKA


Karate diajarkan di ruang pelatihan yang disebut "dojo" Sebuah dojo dapat mengambil banyak bentuk fisik, dari gym sekolah, lapangan atau basement. Ini bukan bentuk fisik atau ukuran dojo yang penting melainkan sikap dan semangat para siswa menuju tempat belajar . 

Dojo menjadi suatu  tempat suci di kebanyakan perguruan. Setiap siswa harus tunduk di depan dojo untuk menunjukkan tanda hormat dan sikap menghormati merupakan bagian integ ral dari Karate - do dan ditunjukkan pada semua tingkatan. 

Sabuk rendah menunjukkan rasa hormat kepada orang-orang dari peringkat yang lebih tinggi, dengan penghormatan utama di tujukan kepada " Sensei . " Gerakan ini terdiri dari ritual formal yang merupakan bagian dari etiket Karate-do yang 


menentukan bagaimana sese orang berperilaku dalam dojo, saat pertandi ngan dan di turnamen. Dalam mengembangkan sikap positif siswa di bangun sikap penuh  kebajikan dan saling hormat, menjaga kebaikan, kesopanan, kesabaran, kerendahan hati dan dorongan untuk mengembangkan keterampilan pribadi semaksimal 


mungkin.Dalam karate kedisiplinan sangat di utamakan, sehingga para karateka mempunyai nilai nilai luhur dalam kesisiplinan, yang dituangkan dalam sumpah karate.

DISIPLIN


Disiplin di dalam latihan penting karena menentukan kualitas kemampuan bela diri seorang siswa. Tidak hanya cabang olahraga bela diri, hal ini juga berlaku di semua ca bang bela diri. Atlet yang tidak disiplin berla tih kualitasnya jelas di bawah atlet 

yang disiplin berlatih. Di dalam konteks bela diri, ini bisa berakibat fatal. Dengan kemampuan bela diri yang kurang optimal, Anda lebih besar kemungkinannya kalah di dalam pertarungan sebenarnya. Artinya Anda bisa cedera, terluka, atau bahkan tewas. 

Dengan belajar bela diri  khususnya karate kita justru mendapat kan manfaat positif di dalamnya. Karate mengajarkan kekuatan dan kelincahan fisik, membentuk mental dan kepribadian mengajarkan percaya diri, pan tang menyerah, pengendalian diri, berani, disiplin, jantan, satria, dan masih banyak sikap mental lainnya, yang tertuang dalam sumpah karate



English ) 



Understanding the traditional principles and philosophy of Karate-Do is important for all students. Karate is often regarded by a handful of people sensationally as a method of fighting or brutal martial arts.



The goals, objectives of Karate should not be limited to their physical appearance. A lifelong relationship between martial arts and the need to use Karate skills in an adult and responsible way that has been taught for centuries. Unfortunately, the sensation and commercialization of this karate martial art in some dojos have eliminated the basic concepts from the philosophy of karate itself.


Karate should not be done solely as a fighting technique and for its effective use the mental funda technique and maximizing the development of Karate athletes, through philosophical aspects as a martial art must not only be recognized, but must also play an important role.


Traditional Karate is a martial art and students must train with the right attitude to follow the direction and purpose and principles of martial arts. A strong emphasis must be placed on the metaphysical aspects of art rather than physical techniques. Proper training must be applied to the body and mind together. The Traditional Karate System emphasizes aspects of character building as a main principle.


The principles taught to students can be summarized by the following words of character, sincerity, effort, etiquette, and self-control. This is the correct way for martial arts like Karate-Do


As a result, a true karate must strive for perfection both in philosophical and physical aspects, this will especially improve the ability of athletes in the implementation of technical mastery in field practice or in competition, or self defense.


Karate-Do implies in a frequently quoted section that Gichin Funakoshi describes a state of mind and body where Karate-ka must aspire and describe it like a mirror "As the surface of a mirror and


reflecting like a calm valley that is able to capture even small sounds, so that karateka makes their minds go blank and eliminates selfishness and evil in an effort to react appropriately to whatever they might face and this is the meaning of kara in karate. "


As a result, the name Karate was chosen to convey the ideas of emptiness because students are expected to empty their minds of all thoughts and emotions in their pursuit of Budo (the way of martial arts, or the way of a soldier).


A wrong mental attitude will definitely have a negative effect on even the most skilled karateka, and Karateka must train to the point where automatic reactions with external considerations will not disturb their calm mental state. This is not to say that Karate training is carried out in a mindless state, but rather free from the obstacles of thinking doubts, confusion, or fear.

ETIKA


Karate is taught in a training room called a "dojo". A dojo can take many physical forms, from a school gym, field or basement. This is not the physical form or size of the dojo that is important but the attitude and enthusiasm of students towards the place of learning.


Dojo become a holy place in most colleges. Each student must bow before the dojo to show signs of respect and an attitude of respect is an integral part of Karate-do and is shown at all levels.


The lower belt shows respect for people of a higher rank, with the main tribute being addressed to the "Sensei." This movement consists of formal rituals that are part of the Karate-do etiquette.


determine how someone behaves in a dojo, during a match and in a tournament. In developing positive attitudes, students are built on virtue and mutual respect, maintaining kindness, politeness, patience, humility and encouragement to develop personal skills to the fullest.


possible. In karate discipline is highly prioritized, so that karateka has noble values ​​in discipline, which is poured in the karate oath.


DISCIPLINE


Discipline in practice is important because it determines the quality of a student's martial arts abilities. Not only martial arts, this also applies to all martial arts. Undisciplined athletes practice their quality clearly under athletes


the disciplined practice. In the context of martial arts, this can be fatal. With martial arts skills that are less than optimal, you are more likely to lose in actual combat. This means you could be injured, injured or even killed.


By learning self-defense especially karate we actually get positive benefits in it. Karate teaches physical strength and agility, shapes mentality and personality teaches confidence, self-surrender, self-control, courage, discipline, male, noble, and many other mental attitudes, whichare contained in karate vows