15fUkKsZVT9yDgBv50vtln5Ad8Y63wPOAJoCaduz
Bookmark

# Sumpah Karate Nilai Luhur Karateka Sejati : #


( Indonesia )

Prestasi adalah menjadi kebanggaan setiap orang. Semua orang akan berlomba untuk mendapatkan prestasi setinggi – tinggi mungkin disegala hal, dalam hal pekerjaan, akademik, olahraga dan lainnnya. Dan ternyata tidak mudah pula untuk mengukir prestasi, menjadi yang terbaik dibidangnya masing – masing, perlu latihan, semangat dan pengorbanan hingga sampai diujungnya, prestasi.

Salah satu hal yang menjadi sorotan saya kali ini adalah olahraga Karate, salah satu cabang olahraga yang sudah saya tekuni, tepatnya saya pelajari sekitar 7 atau 8 tahun hingga saat ini. Cabor ( cabang olahraga ) yang satu ini 

sejatinya tidaklah murni olahraga, seperti silat dan beberapa jenis beladiri yang lain adalah berangkat dari “ Beladiri “ murni yang dikembangkan di Okinawa, oleh sensei Gincin Funakoshi. Tentu dalam setiap ilmu beladiri tidak hanya diajarkan tehnis membela diri semata namun juga nilai luhur yang menjadi filosofi dasarnya.

Dalam dunia karate, filosofi dasar ini senantiasa ditanamkan dalam Sumpah Karate yang selalu diucapkan saat berlatih. Lima kalimat luhur yang merupakan janji seorang karateka diharapkan menjadi landasan bersikap 

dan berbudi dalam kehidupan sehari – hari, tidak hanya prestasi namun juga budi luhur yang harus tetap melekat. Mengamati perkembangan dunia karate saat ini, menurut pandangan saya kebanyakan hanya mengejar 

prestasi saja,  berlatih dengan semangat setiap saat untuk menjadi yang terbaik saat bertanding di tatami ( istilah untuk tempat bertanding ).

Semangat berlatih dan prestasi yang terus digelorakan setiap saat ternyata tidak berimbang dengan penanaman nilai luhur dalam sumpah karate yang 

cukup menjadikan ketimpangan karakter. Banyak para atlit memiliki prestasi tinggi sejak dini namun kurang memiliki “ unggah – ungguh “ nilai luhur dalam sumpah karate sehingga tidak merubah prilaku sehari – harinya. 

Semangat berlatih namun malas membantu orangtua, prestasi tinggi tapi juga masih senang berkata – kata kotor atau tidak sopan. Akhirnya, tak jarang seorang karateka memiliki tingkatan DAN ( tingkatan dalam sabuk 

hitam ) yang tinggi tapi masih mau untuk melakukan kecurangan, berebut kekuasaan, saling menjatuhkan  dan hal lain yang bertolak belakang dengan nilai sumpah karate.

Tentu masih banyak juga karateka yang memiliki dan memegang nilai luhur sumpah karate, sekali lagi saya sampaikan bahwa hal ini adalah menurut pendapat dan pengamatan saya, bisa jadi salah tentunya. Tetapi dengan 

keseimbangan pembinaan yang baik antara belajar tehnik dan pembinaan nilai luhur dalam sumpah karate yang cukup tentunya akan menghasilkan hal yang berbeda dari sekedar mengucapkannya saja.  Lima janji atau sumpah tersebut adalah :

Sanggup Memelihara Kepribadian

Kepribadian tentunya menjadi bagian dasar bagi setiap manusia. Pribadi yang baik tentu akan disenangi oleh setiap orang, sebaliknya pribadi yang buruk akan dibenci oleh orang lain. Seorang karateka sudah berjanji untuk memiliki serta memelihara kepribadian yang baik, memelihara kepribadian seorang karateka yang setia kepada kebaikan. Pribadi yang baik secara

 universal dapat kita contohkan seperti sikap menghormati, santun, tidak merendahkan dan tidak pula berlaku sombong. Artinya seorang karateka sudah seharusnya berlaku baik terhadap orang lain tanpa merendahkan, kepada musuhnya sekalipun.

( Sanggup patuh kepada kejujuran 

Jalan seorang Karateka yang memilih kejujuran menjadi bagian dasar dari prilakunya, nafas kehidupannya yang tetap memegang erat kejujuran dimanapun berada. Seorang karateka tidak akan silau dengan jabatan dan harta sehingga melalaikan kejujuran dalam sikapnya. Seorang karateka harus sanggup bersikap jujur kepada dirinya sendiri, kepada gurunya, 

kepada sesama karateka, kepada oranglain dan Jujur kepada kebenaran itu sendiri. Dalam pertandingan, kejujuran ini disebut dengan jiwa sportif, tidak curang dan mengakui kelemahan diri serta kelebihan oranglain. Jika ketidak jujuran ini muncul dalam perwasitan tentu akan berimbas kepada atlitnya. Dalam semua hal kejujuran harus tetap dipegang erat. Oss.. !

Sanggup Mempertinggi Prestasi

Salah sumpah karate yang selalu menginspirasi saya hingga saat ini adalah Sanggup Mempertinggi prestasi. Dengan kalimat yang sederhana ini saya terus berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam segala hal. Seorang karateka harus memelihara semangat berlatih dengan tekun, melakukan 

setiap gerakan dengan sebaik – baiknya, semaksimal usahanya dan setinggi – tinggi prestasinya. Namun jiwa ini tentu tidak dibatasi dalam dunia keatlitan saja, semangat mempertinggi prestasi harus dijaga dalam setiap hal. Seorang karateka harus melakukan dan menjadi yang terbaik dengan prestasi yang maksimal dalam kehidupannya masing – masing, profesi apapun.

Sanggup menjaga sopan santun

Sopan Santun adalah bagian dari kepribadian, sikap yang dapat mendamaikan dalam proses komunikasi antara seseorang kepada oranglain. Tanpa sopan santun suatu kebaikan belum tentu bisa diterima oleh orang lain. Sopan santun akan mengajarkan bagaimana prilaku kepada orang tua, kepada guru, kepada sesama bahkan kepada alam sekalipun kita harus memiliki sikap santun.

Sopan dan santun saat bertanding adalah dengan tetap menghormati lawan, tidak mengumpat dan  merendahkan. Menghormati lawan sebagai bagian dari tangga prestasi, seseorang tidak dapat disebut sebagai pemenang jika tidak punya lawan.

Sanggup Menguasai Diri

Sudah menjadi rahasia umum jika seseorang tidak mampu menguasai emosi saat pertandingan maka dengan mudah dia akan di dekte oleh lawannya. Tak hanya dalam pertandingan, dalam kehidupan sehari – hari jika seseorang 

tidak dapat mengendalikan dirinya tentu tidak mendapat simpati dari orang lain. “ Menguasai Diri  “ secara luas berarti dapat mengendalikan diri untuk tidak melakukan hal – hal yang akan berdampak buruk bagi dirinya dan orang lain. Orang yang dapat menguasai diri berarti orang yang memiliki tingkat kedewasaan yang matang, tidak gegabah, ceroboh dan selalu berfikir sebelum bertindak



( English ) 

Achievement is everyone's pride. Everyone will compete for the highest possible achievements in all matters, in terms of work, academics, sports and so on. And it turns out it's not easy to carve out achievements, to be the best in their respective fields, it needs training, enthusiasm and sacrifice until it reaches the end, achievement.

One of the things that became my highlight this time was Karate, one of the sports that I have concentrated on, to be exact, I learned about 7 or 8 years to date. This sport (sports branch) on this one

in fact it is not purely a sport, such as silat and several other types of martial arts which depart from the pure "martial arts" developed in Okinawa, by sensei Gincin Funakoshi. Of course in every martial arts not only is taught technical self-defense alone but also the noble values ​​which become its basic philosophy.

In the world of karate, this basic philosophy is always embedded in the Karate Oath which is always spoken when practicing. The five sublime sentences which are the promise of a karateka are expected to be the basis of attitude

and virtuous in daily life, not only achievements but also virtues that must remain attached. Observing the development of the karate world today, in my view most are just chasing

just achievement, practice with enthusiasm at all times to be the best when competing on tatami (the term for a place to compete)

The spirit of practice and achievement that continues to be encouraged every time turns out to be not balanced with the cultivation of noble values ​​in the karate oath

enough to make the character imbalance. Many athletes have high achievements from an early age but lack the "upload - really" noble value in karate oaths so that they do not change their daily behavior.

The spirit of practice but lazy to help parents, high achievement but also still happy to say dirty or disrespectful words. Finally, it is not uncommon for a karateka to have an DAN level (a level in a belt

black) who is tall but still wants to commit fraud, fighting for power, toppling each other and other things that are contrary to the value of karate oaths.

Of course there are still many karateka who have and hold the noble value of karate oaths, once again I say that this is in my opinion and observation, it could be wrong of course. But with

A good balance of coaching between learning techniques and fostering noble values ​​in a sufficient karate oath will certainly produce something different than just saying it. The five promises or vows are:

Able to Maintain Personality

Personality is certainly a basic part of every human being. A good person will certainly be liked by everyone, conversely a bad person will be hated by others. A karateka has promised to have and maintain a good personality, maintain the personality of a karateka who is loyal to the good. Good person personally

We can exemplify universal values ​​such as respect, courtesy, not condescending and not arrogant either. This means that a karateka is supposed to be good to others without condescending, even to his enemy.

Able to obey honesty

The path of a Karateka who chooses honesty becomes a basic part of his behavior, the breath of his life which still holds tight honesty everywhere. A karateka will not be dazzled by his position and wealth so neglect honesty in his attitude. A karateka must be able to be honest with himself, to his teacher,

to fellow karateka, to other people and honest to the truth itself. In the match, this honesty is called sportsmanship, not cheating and recognizing the weaknesses of self and other people's strengths. If this dishonesty arises in the arbitration, it will certainly affect the athlete. In all cases honesty must be held tight. Oss ...

Able to Enhance Achievement

One of the karate vows that has always inspired me to date is Able to Enhance achievement. With this simple sentence, I keep trying to do my best in everything. A karateka must maintain the spirit of practicing diligently, doing

every movement as well as possible, as much as his efforts and as high - high achievement. But this soul is certainly not limited to the world of religion, the spirit of enhancing achievement must be maintained in every respect. A karateka must do and be the best with maximum achievement in their respective lives, any profession.

Able to maintain manners

Manners are part of personality, attitudes that can reconcile in the process of communication between one person to another. Without good manners a kindness may not necessarily be accepted by others. Courtesy will teach how to behave to parents, to teachers, to others even to nature even though we must have a polite attitude.

Polite and polite when competing is by respecting the opponent, not cursing and condescending. Respecting an opponent as part of the ladder of achievement, one cannot be called a winner if there is no opponent.

Able to Control Yourself

It is common knowledge if someone is not able to master emotions during the match then he will easily be dictated by his opponent. Not only in competition, in daily life if someone

not being able to control himself certainly does not get sympathy from others. "Self-control" broadly means being able to control yourself not to do things - things that will adversely affect him and others. People who can control themselves means people who have a mature level of maturity, not rash, careless and always think before acting