15fUkKsZVT9yDgBv50vtln5Ad8Y63wPOAJoCaduz
Bookmark

KATA CHITO RYU Karate Part 2


( Indonesia )

( Niseishi ) 

Versi Niseishi (二十 四 歩 "dua puluh empat langkah") Sho (小 "kecil") Atau dai (大 "besar") Ditemukan di Chito-ryu tidak seperti versi Niseishi lainnya. Kata itu sebenarnya memiliki kemiripan yang lebih dekat dengan bentuk Bangau Putih Fujian yang disebut Hakutsuru. Ada dua versi kata ini dalam silabus Chito-ryu, bentuk awam (小 "kecil") dan dai (大 "besar"). Versi dai berisi urutan gerakan tambahan yang 

tidak ditemukan dalam versi Sho, tetapi sebaliknya. Asal kata ini dikreditkan ke guru pertama Chitose, Aragaki Seisho. Niseishi biasanya digunakan untuk persiapan pelatihan di Sanchin. Chitose juga membuat modifikasi pada teknik pernapasan dalam kata. Ada satu set sebelas teknik Niseishi kaisetsu (an "anotasi") yang diambil dari gerakan kata dan dijalankan bersama pasangan. Kaisetsu ini mencakup berbagai teknik termasuk memukul, kansetsu-waza (penguncian bersama), kyusho-waza (teknik titik tekanan) dan take-down.

(  English ) 

( Niseishi ) 

The Niseishi (二十 四 歩 "twenty-four steps" version) Sho (小 "small") or dai (大 "big") Found in Chito-ryu unlike other Niseishi versions. The word actually bears a closer resemblance to the form of Fujian White Stork called Hakutsuru. There are two versions of this word in the Chito-ryu syllabus, the lay form (小 "small") and dai (大 "big"). The dai version contains an additional sequence of moves not found in the 

Sho version, but vice versa. The origin of this word is credited to Chitose's first teacher, Aragaki Seisho. Niseishi is usually used for preparation for training at Sanchin. Chitose also made modifications to breathing techniques in words. There is a set of eleven Niseishi kaisetsu techniques (an "annotations") taken from word movements and carried out with a partner. This Kaisetsu includes various techniques including hitting, kansetsu-waza (joint locking), kyusho-waza (pressure point technique) and take-down.